24 C
en

Lestarikan Budaya Lokal, Disbudpar Banyuwangi Gelar Workshop Pembuatan Dekorasi Mayang Sari

 

KrimsusPolri.Com//BANYUWANGI - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi menggelar workshop pembuatan dekorasi Mayang Sari melalui live streaming di media sosial TikTok dan Instagram @banyuwangi_tourism pada Senin pagi, (16/6/2025). Acara yang berlangsung selama 1,5 jam ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisional merangkai janur khas Jawa.

Mayang Sari adalah elemen dekorasi pengantin tradisional yang kaya akan makna. Biasanya digunakan dalam acara pernikahan masyarakat Jawa, Mayang Sari ditempatkan di sisi kanan dan kiri kursi pelaminan. Dengan tinggi sekitar 180 cm, bentuknya dapat disesuaikan dengan selera, dan biasanya hadir berpasangan.

Namun, penggunaannya kini semakin jarang ditemukan, berbeda dengan Kembar Mayang dan Penjor yang masih sering digunakan pada acara hajatan di Banyuwangi khususnya.

Pengerajin Mayang Sari, Elis Nurwahyuni, menyampaikan bahwa tren penggunaan Mayang Sari terus menurun.

"Mayang Sari sudah jarang digunakan kecuali ada pengantin yang menggunakan dekorasi gebyok Jawa. Sementara itu, Kembar Mayang dan Penjor masih banyak diminati," ujar Elis, yang akrab disapa Bunda Elis.

Bunda Elis telah menggeluti seni merangkai janur kurang lebih sudah 45 tahun. Dalam workshop ini, ia membagikan pengalamannya, termasuk teknik pembuatan yang efisien.

"Proses pembuatan Mayang Sari biasanya memakan waktu sekitar 1 jam. Untuk Kembar Mayang hanya 15 menit, sedangkan Penjor bisa selesai 4 buah dalam 1 jam," tambahnya.

Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Banyuwangi, Dwi Susanti, menyatakan apresiasinya terhadap dedikasi Bunda Elis dan pentingnya pelestarian seni ini.

"Alhamdulillah, hingga saat ini masih ada yang melestarikan pembuatan Mayang Sari. Melalui workshop live streaming, kami ingin membuka akses kepada masyarakat luas untuk belajar seni ini," jelas Santi.

Santi berharap, kegiatan ini dapat membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap tradisi yang sarat makna ini.

"Dengan media sosial, kami ingin menjangkau generasi muda dan memperkenalkan keindahan seni tradisional ini kepada khalayak lebih luas," pungkasnya.

Workshop ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk menghidupkan kembali warisan budaya yang hampir terlupakan, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk melestarikannya. 


(Bah - Man 354)

Older Posts
Newer Posts