Bakesbangpol Banyuwangi Gelar Forum Diskusi Politik 2025, Cetak Pemimpin Muda Berintegritas dan Visioner
KrimsusPolri.Com//BANYUWANGI – Dalam upaya memperkuat literasi politik dan mencetak pemimpin muda yang berintegritas, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar Koordinasi Forum-Forum Diskusi Politik Tahun 2025, pada Rabu (21/05/2025), bertempat di Aula SMK Negeri 1 Glagah, Banyuwangi.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi intra dan ekstra kampus se-Banyuwangi, dengan mengusung tema “Meningkatkan Minat Generasi Muda sebagai Calon Pemimpin Masa Depan.”
Forum ini menghadirkan dua narasumber utama yang memiliki rekam jejak panjang dalam dunia politik dan birokrasi, yakni KH. Ir. Achmad Wahyudi, S.H., M.H., dan Fajar Isnaini. Keduanya memberikan perspektif yang tajam mengenai tantangan politik kekinian serta arah kepemimpinan masa depan yang dibutuhkan bangsa.
Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, M.Si., dalam sambutannya menekankan bahwa forum ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi juga sebagai ruang strategis bagi generasi muda untuk memahami hakikat politik yang sehat dan bertanggung jawab.
“Generasi muda harus tampil sebagai agent of change, bukan hanya sebagai penonton. Mahasiswa memiliki potensi besar menjadi pemimpin masa depan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Di sinilah peran kami sebagai fasilitator untuk membuka ruang pembelajaran politik yang partisipatif dan berorientasi pada kepentingan rakyat,” kata Agus Mulyono.
Menurut Agus, kepemimpinan masa depan membutuhkan dua fondasi utama yaitu kompetensi dan karakter. Pemimpin tidak cukup hanya memiliki kemampuan manajerial, tetapi juga harus mampu menginspirasi dan membawa perubahan.
“Kita butuh pemimpin yang memiliki visi besar, mampu memberdayakan, menjadi teladan, dan menciptakan perubahan dengan cinta dan integritas. Kriteria ini harus mulai dibentuk sejak dini, dimulai dari dunia kampus,” ujarnya.
Dalam paparannya, KH. Ir. Achmad Wahyudi, menyoroti pentingnya etika dalam berpolitik serta peran strategis partai politik sebagai pilar demokrasi. Ia mengajak mahasiswa untuk tidak apatis, tetapi justru mengambil peran aktif dalam membangun narasi kebangsaan yang inklusif dan progresif.
“Jangan takut berpolitik. Justru dari politiklah perubahan besar bisa terjadi. Namun, politik harus dijalani dengan etika, moralitas, dan tanggung jawab,” tegas Ir Achmad Wahyudi.
Sementara itu, Fajar Isnaini berbagi pengalaman praktis dalam birokrasi, sekaligus memberikan tips bagaimana membangun jaringan sosial dan politik sejak di bangku kuliah. Ia menekankan bahwa kepemimpinan adalah proses panjang yang harus dipersiapkan secara matang melalui pengalaman, pembelajaran, dan keterlibatan aktif.
Kegiatan ini juga menjadi wadah dialog terbuka antara mahasiswa dan para narasumber. Sejumlah peserta terlihat antusias menyampaikan pertanyaan dan gagasan mereka tentang kondisi demokrasi saat ini, tantangan politik identitas, hingga isu representasi generasi muda di ranah kebijakan publik.
Bakesbangpol menegaskan, bahwa kegiatan semacam ini akan terus dilanjutkan ke depan sebagai bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam membina dan memberdayakan generasi muda Banyuwangi.
“Kami ingin forum ini menjadi langkah awal penanaman nilai-nilai kepemimpinan visioner yang berpihak pada rakyat. Kritik yang membangun, pemikiran yang tajam, dan semangat kolaboratif sangat dibutuhkan demi Banyuwangi yang lebih maju dan sejahtera,” tutup Agus.
Dengan penyelenggaraan forum ini, Banyuwangi kembali menegaskan diri sebagai daerah yang serius dalam investasi sumber daya manusia, khususnya kaderisasi pemimpin muda yang cerdas, kritis, dan berintegritas.
(Bah - Man 354)