Infrastruktur sebagai Artefak Kemajuan: Jalan Paving Blok Bukit Tinggi Jadi Oase Mobilitas dan Kohesi Sosial
KRIMSUSPOLRI.COM|| Bukit Tinggi, Kakas Barat – Denyut pembangunan kian bergema di Desa Bukit Tinggi. Proyek paving blok yang baru saja dituntaskan di jalur pemukiman kini menjelma menjadi artefak kemajuan sekaligus simbol kolektivitas sosial masyarakat desa.
Pembangunan jalan sepanjang 194 meter dengan lebar 3,5 meter itu menelan anggaran sebesar Rp255.417.100. Infrastruktur ini hadir sebagai transformasi dari jalur yang sebelumnya rapuh dan menyulitkan, kini berubah lebih kukuh, representatif, dan bernilai guna.
Dalam pernyataannya, Hukum Tua Desa Bukit Tinggi, Alfrintje Sahelangi, menegaskan urgensi partisipasi aktif warga demi menjaga kualitas sarana tersebut. Kamis 04/09/2025
“Kami berharap masyarakat memiliki rasa kepemilikan yang kuat. Jalan ini bukan hanya untuk hari ini, melainkan menopang geliat ekonomi, mobilitas, dan kesejahteraan bersama dalam jangka panjang,” tuturnya.
Lebih dari sekadar fasilitas fisik, keberadaan jalan baru ini dipandang masyarakat sebagai detonasi pembangunan yang memperkuat kohesi sosial. Dengan infrastruktur memadai, aktivitas ekonomi rakyat akan lebih bergairah, interaksi sosial semakin erat, dan marwah desa semakin menjulang.
Apalagi, Desa Bukit Tinggi memiliki destinasi wisata unggulan yang menambah nilai strategis kehadiran jalan ini. Jalur yang representatif diyakini menjadi akses vital untuk menggerakkan roda ekonomi wisata dan memperluas peluang usaha lokal.
Proyek paving blok ini diharapkan menjadi pondasi peradaban lokal, di mana struktur pemerintahan desa dan solidaritas masyarakat bergandengan tangan demi membentuk desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.
“Mari kita rawat bersama. Jalan ini bukan sekadar batu tersusun, melainkan cerminan semangat gotong royong dan investasi sosial untuk generasi mendatang,” pungkas Hukum Tua.
Dengan kolaborasi yang terjalin erat, Desa Bukit Tinggi tidak hanya menorehkan jejak pembangunan, tetapi juga menghadirkan legasi peradaban yang layak dibanggakan.
(Aril Moningka)
