24 C
en

Danau-Danau Indonesia di Ujung Tanduk: Jeritan Tondano Menggema di Jantung Jakarta

 


KRIMSUSPOLRI. COM|| JAKARTA, Aroma darurat ekologi kian menyengat. Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelamatan Danau se-Indonesia resmi digelar di Hotel Westin Jakarta, membuka babak baru pertempuran antara idealisme penyelamatan alam dan kenyataan pahit degradasi lingkungan yang semakin menggila.

Di hadapan para delegasi, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Dr. Hanif Faisol Nurofiq, melontarkan pernyataan tegas bak palu godam: 30/09/2025

“Danau bukan sekadar genangan air. Ia adalah penopang hidup, wadah alami yang menyuplai kebutuhan air baku jutaan jiwa. Menghancurkan danau berarti menggorok leher peradaban.”

Kata-kata itu menggedor ruang sidang, menyayat kesadaran bahwa danau kini benar-benar berada di titik nadir.

Dari ufuk utara Nusantara, Pemerintah Kabupaten Minahasa tampil dengan langkah tegas. Tim inti—terdiri dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH), dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA)—membawa suara rakyat Tondano yang nyaris putus asa.

Delegasi itu dengan lantang meminta perhatian dan dukungan penuh pemerintah pusat untuk menuntaskan derita Danau Tondano.

“Jangan biarkan Tondano mati perlahan,” tegas mereka, menyerahkan desakan agar program Revitalisasi Danau Tondano tidak berhenti di tengah jalan.

Rakor ini menancapkan satu pesan keras: kolaborasi atau kehancuran. Tanpa kerja bersama antara pusat dan daerah, danau-danau strategis nasional—dari Toba, Sentani, sampai Tondano—akan kian terperosok dalam jurang kematian ekologis.

Tondano, yang dulu disebut “mutiara Minahasa,” kini kian keruh, penuh limbah, dihantui gulma air, dan diancam sedimentasi. Bila pemerintah abai, bukan hanya air bersih yang hilang, tetapi juga denyut kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

Rakor di Jakarta ini sejatinya bukan sekadar seremonial. Ia adalah alarm keras yang menampar wajah negara: selamatkan danau-danau kita, atau bersiaplah menghadapi bencana besar yang akan menelan generasi mendatang.


(Aril Moningka)

Older Posts
Newer Posts