24 C
en

Gaji PPPK Tersandera, Aktivis Meledak: “Jangan Butakan Nurani, Jangan Biarkan Aparatur Mengemis di Negeri Sendiri!

 


KRIMSUSPOLRI. COM||

Kotamobagu Aroma kegeraman kian pekat menyelimuti Kota Kotamobagu. Aktivis vokal Sulawesi Utara, Rahmat “Abo’” Mokoginta, menyalakan bara kritik yang mengguncang dinding kekuasaan. Ia dengan lantang menuding Pemerintah Kota Kotamobagu terlampau lamban membayar gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), yang seharusnya menjadi hak mutlak para abdi negara.

Menurut Abo’, keterlambatan tersebut bukan sekadar kekeliruan teknis, melainkan bentuk abainya pemerintah terhadap martabat dan kesejahteraan pegawai.

“Wali Kota adalah penanggung jawab tertinggi dalam urusan kepegawaian dan keuangan daerah. Jangan biarkan mereka yang sudah bekerja mati-matian justru dibiarkan menunggu nasib tanpa kepastian,” tegasnya, Kamis (13/11/2025).

Ia menguraikan, keterlambatan pembayaran gaji PPPK dapat disebabkan oleh belum terbitnya surat keputusan (SK), lambatnya penginputan data dalam sistem gaji, atau tersendatnya pengesahan anggaran (DIPA/DPA). Namun, Abo’ menilai alasan semacam itu hanyalah dalih basi yang mencerminkan lemahnya kepemimpinan dan kurangnya keberanian untuk bertindak tegas.

“Tanpa restu Wali Kota, bendahara dan BPKAD tak berdaya. Jadi jika kepala daerahnya bungkam, pegawai akan terus tercekik dalam penderitaan!” ucapnya lantang.

Ia menegaskan, para PPPK yang telah diangkat resmi berhak atas gaji bulanan dari APBD maupun dana pusat (APBN) tanpa harus mengemis kepastian dari pemerintah daerah.

“Mereka bukan lagi tenaga bayangan. Mereka aparatur negara. Jangan permainkan hak perut mereka — karena dari perut yang lapar, lahir amarah dan keputusasaan,” tandas Abo’ dengan nada bergetar.

Aktivis yang dikenal keras dan berani itu berharap Wali Kota dr. Wenny Gaib, S.Pm segera turun langsung menuntaskan keterlambatan pencairan gaji PPPK, agar tragedi administratif ini tak terus mencoreng wajah pemerintahan daerah.

“Kami percaya Wali Kota masih memiliki nurani. Tapi bila diam menjadi pilihan, maka jeritan pegawai akan bergema lebih nyaring dari pidato siapa pun,” pungkasnya tajam.


(Arel Tim)

Older Posts
Newer Posts